Kedudukan Ahlak Dalam Islam



Agama kita memiliki banyak prinsip yang harus dianut oleh pemeluknya. Diantara prinsip dasar yang harus kita yakini adalah bahwa agama kita telah sempurna. Sudah sempurna dan sudah palipurna. Sebagaimana yang ditegaskan oleh Alloh SWT dalam QS Al Maidah ayat 3.
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا ۚ
".... pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu Jadi agama bagimu. ....." (QS Al Maidah : 3)
Jadi agama kita sudah sempurna. Darimana kita bisa melihat sisi kesempurnaan Islam. Tentunya tentang tinjauan kesempurnaan agama kita sangatlah luas. Bahkan kalau kita berbicara tentang kesempurnaan Islam, kita bagaikan berenang di lautan yang tidak ada tepinya. Saking luasnya. Diantara bentuk kesempurnaan Islam, bahwa agama kita ini cukup untuk mengatur seluruh kepentingan manusia di dalam berbagai aspek kehidupannya.
Mulai dari bagaimana manusia berhubungan dengan Alloh (حَبْلٌ مِّنَ اللهِ). Itu ada aturannya dalam agama kita. Bagaimana Hubungan manusia dengan orang tua, ada aturannya. Bagaimana hubungan manusia dengan pasangannya, dengan suaminya, dengan istrinya. Bagaimana Hubungan manusia dengan anaknya. Hubungan manusia dengan tetangganya. Hubungan manusia dengna rekan kerjanya, semuanya ada aturannya dalam agama kita. Termasuk juga bagaimana seorang  manusia berhubungan dengan pembantu, dengan majikan, dengan bos, dengan karyawan ada semuanya dalam agama kita. Bahkan agama kita mengatur bagaimana hubungan antar amuslim dengan non muslim. Non muslim nanti terbagi-bagi lagi, antara yang ahlul kitab dengan yang non ahlul kitab. Itu semuanya ada aturannya daam agama kita. Bukan hanya itu, ketika seorang akan berbisnis, di dalam Islam ada aturannya. Ketika seorang akan berpolitik di dalam Islam ada aturannya. Bahkan ketika seorang dokter akan mengoperasi pasiennya ada aturannya dalam agama kita.  Saya bawakan satu contoh buku, sebuah disertasi yang  judulnya “Hukum-hukum Operasi Medis”. Jadi operasi medis diatur mulai dari operasi perut, operasi mata, dan lain-lain ada aturannya.
Bukan hanya yang kaitannya dengan manusia, termasuk yang kaitannya dengan benda mati sekalipun di dalam agama kita diatur. Bagaimana kita berhubungan dengan sungai, bagaimana kita berhubungan dengan hutan, bagaimana kita berhubungan dengan udara, bagaimana kita berhubungan dengan tanah. Ada aturannya dalam agama kita. Yang biasa diistilahkan dengan lingkungan hidup. Saya bawakan satu contoh buku tesis, judulnya “Bagaimana Islam Mengatur Hubungan Manusia Dengan Lingkungan Hidupnya Sebagimana Disebutkan dalam Sunnah Nabi SAW”. Subhanalloh..Bagaimana kita mengatur hubungan kita dengan hutan, ada aturannya...dengan telaga, dengan sungai, dengan sumur, dll.
Bukan hanya kaitannya di dalam negeri kita, hubungan bilateral pun diatur. Antar negara. Saya bawakan satu contoh, tesis juga, judulnya “Bagaimana Islam memandang penyerahan buronan antar negara” Ya kadang-kadang kan orang  Indonesia korupsi lari ke sebuah negara misalnya Singapura. Itu bagaimana, Singapura menyerahkan buronan ke kita atau sebaliknya. Bagaimana aturan dalam agama kita ntuk menyerahkan buronan antar negara. Kalau misalnya hubungan bilateral antar negara itu diatur dalam agama kita, apalagi cara makan, apalagi cara minum, apalagi cara berbicara, apalagi cara (maaf) buang hajat. Itu semuanya diatur di dalam agama kita. Makanya orang yang paham tentang ajaran agama Islam secara sempurna, dia akan terkagum-kagum dengan kesempurnaan ajaran Islam.
Secara garis besar, ajaran Islam bisa dibagi menjadi tiga bahasan utama yaitu aqidah, ibadah dan ahlak.
1.  Aqidah
Aqidah adalah keyakinan, pondasi yang akan membuat pola beribadah seorang hamba kokoh dan kuat. Aqidah itulah yang akan membuat seorang hamba tidak mudah terombang ambing dengan godaan-godaan yang ada di dunia ini. Aqidah itulah yang akan membuat seorang menjadi tenang ketika menghadapi ujian-ujian, cobaan-cobaan dan musibah-musibah yang menimpa dia. Aqidah itulah yang akan membuat seseorang fokus ibadahnya hanya kepada Alloh SWT.
2. Ibadah
Ibadah ini mengatur tata cara bagaimana seorang hamba berinteraksi dengan Alloh. Bagaimana seorang hamba mensyukuri Alloh SWT atas segala nikmat ini. Dipraktekkan dalam bentuk apa, itu dipraktekkan dalam agama kita. Makanaya di dalam agama kita yang namanya ibadah itu tidak semau gue. Ibadah itu sesuai dengan apa yang diinginkan oleh Alloh dan apa yang diinginkan oleh Rasulullah SAW.
3. Ahlak
Ahlak biasa diistilahkan dengan hablum minan naas. Dan ternyata bukan hanya hablum minan naas saja. Bagaimana kita berhubungan dengan manusia dan bagaimana kita berhubungan dengan bangsa-bangsa lain selain manusia yang hidup bersama kita di dunia misalnya jin, hewan, tumbuhan, batu, malaikat.
Nah yang akan kita bahas dalam kajian kita ini adalah tentang ahlak. Kita akan membahas beberapa mukoddimah penting tentang ahlak, mulai dari Bagaimana kedudukan ahlak dalam Islam, kemudian pembahasan tentang klasifikasi ahlak di dalam Islam, dan litertur ahlak di dalam Islam. Ini tiga mukoddimah yang akan kita bahas setelah itu baru kemudian kita akan membahas ahlak dan adab di dalam Islam  secara rinci dengan izin Alloh SWT.
KEDUDUKAN AKHLAK DI DALAM AGAMA ISLAM
Kalau kita bicara tentang akhlak jangan bicara tentang muslimin, bicaralah tentang Islam. Karena kalau muslimin banyak yang tidak mempraktekkan akhlak yang diajarkan oleh Islam. Iya bukan? Contohnya saja kalau kita ke terminal, kalau lewat antara bus aromanya apa? Ya. Bau pesing. Maaf, yang pipis sembarangan itu kira-kira di KTP agamanya apa? Islam.
Jadi kalau bicara akhlak jangan bicara kaum muslimin dulu, tapi bicara Isam, bagaimana Islam memandang akhlak. Apa kedudukan akhlak dalam Islam. Sejauh mana Islam memperhatikan akhlak. Sejauh mana Islam meng istimewakan akhlak di dalam ajarannya. Ini terbagi dalam beberapa point yang untuk menunjukkan bahwa Islam sangat memperhatikan akhlak.
1. Bahwa akhlak adalah tujuan pertama diutusnya nabi kita Muhammad SAW
Hadist yang sering kita dengar yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad :
إِنَّمَا بُعِثْتُ ِلأُتَمِّمَ صَالِحَ اْلأَخْلاَقِ.
“Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang sempurna/akhlak yang mulia”. (HR. Al-Bukhari dalam al-Adabul Mufrad no. 273)
Kalau kita baca hadist ini dengan teliti Nabi Muhammad SAW menggunakan kata إِنَّمَا, yang di dalam bahasa Arab adl shigotul hasr yang artinya “hanya”. Nabi Muhammad SAWdiutus hanya menyempurnakan akhlak yang mulia. Perhatikan baik-baik kata “menyempurnakan akhlak mulia”. Berarti sebelum datangnya Islam sudah ada akhlak tetapi belum sempurna. Apa iya orang jahiliyyah dahulu punya akhlak? Berkata ‘Antarah bin Syaddad seorang penyair di zaman jahiliyah:
وَأَغُضُّ طَرْفِي مَا بَادَتْ لِي جَارَتِي           حَتَّى يُوَارِيَ جَارَتِي مَأْوَاهَا
“Dan akupun terus menundukkan pandanganku tatkala tampak istri tetanggaku sampai masuklah dia ke rumahnya
( Syair ini disebutkan oleh Syaikh Muhammad Amin As-Syinqithi dalam tafsirnya surat An-Nuur ayat 31)
Ini termasuk ghodul bashar (menjaga pandangan). Orang musyrikin di zaman jahiliyah saja sudah tahu godhul bashar adalah akhlak yang mulia. Kalau kaum muslimin? Harus lebih tahu. Nah Islam datang menyempurnakan akhlak ini, lebih sempurna lagi di dalam agam kita. Bukan dengan istri tetangga saja, di jalan-jalan pun Islam mengajarkan untuk menundukkan pandangan.
Makanya di dalam Al Qur’an Alloh SWT berfirman, ...”
قلْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ يَغُضُّوْا مِنْ أَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوْا فُرُوْجَهُمْ ذَلِكَ أَزْكَى لَهُمْ إِنَّ اللهَ خَبِيْرٌ بِمَا يَصْنَعُوْنَ وَقُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوْجَهُنَّ….
"Katakanlah kepada para lelaki yang beriman, “Hendaknya mereka menahan sebagian pandangan mereka dan memelihara kemaluan mereka, yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang mereka perbuat”, dan katakanlah kepada para wanita yang beriman, “Hendaknya mereka menahan sebagian pandangan mereka dan memelihara kemaluan mereka…..".(Q.S An Nuur: 30-31)
Menundukkan pandangan itu bukan memejamkan mata. Akan tetapi melihat yang perlu dilihat saja. Kadang-kadang kan kita yang nggak perlu dilihat tetapi dilihat. Contohnya, kalau kita berkendara ketemu lampu merah, menunggu sampai lampunya hijau. Nah, matanya kemana itu? Ke atas, lihat angka, atau ke bawah lihat spedometer atau lihat ke kanan dan kekiri? Ketahuan kan..melihatnya ke kanan dan kekiri, ada yang pakai baju merah, baju ijo, baju kuning, dll. Astaghfirullah.
2.  Akhlak merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari iman dan aqidah
Dalilnya adalah sabda Nabi Muhammad SAW dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud “Mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling mulia akhlaknya”. Lihat, Nabi Muhammad SAW mengaitkan aqidah dengan akhlak. Jadi kalau pengen tahu seseorang aqidahnya kuat lihat akhlaknya. Semakin aqidah seorang kuat maka seharusnya akhlaknya semakin baik. Dan kalau kita melihat ada orang akhlaknya jelek bisa jadi itu imbas dari aqidahnya yang belum kuat. 
Kalau ada orang yang sudah lama ngaji. Katanya sudah katam kitab aqidah berkali-kali. Tetapi akhlaknya nggak baik. Seperti misalnya kalau ketemu jarang menyapa. Kalau ketemu senyumnya mahal banget. Ada seorang ustad mengatakan, saking mahalnya senyumnya itu seakan-akan giginya itu aurat. Ya memang aurat ustad? ya iya kalau sesama muslim sama non mahrom, oke, menurut sebagian ulama wajah termasuk aurat. Akan tetapi muslim ketemu sama muslim, laki-laki ketemu sama laki-laki kenapa mingkem terus? Seakan akan giginya adalah aurat. Ya, muslimah ketemu sama muslimah kenapa tidak dibuka, senyum.
Nabi Muhammad SAW mengajarkan kita untuk tidak meremehkan kebaikan sekecil apapun walaupun hanya menampakkan wajah berseri. Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits:
(( عن أبي ذرّ رضي الله عنه قال : قالَ لي النبي صلى الله عليه و سلم : لاَ تَحْقِرَنَّ منَ المعْرُوفِ شَيْئاً ولوْ أنْ تَلْقَ أَخَاكَ بِوَجْهٍ طَلْقٍ)).
Dari Abi Dzar رضي الله عنه, berkata : “ Rosululloh صلى الله عليه و سلم bersabda : “Janganlah kamu meremehkan kebaikan sekecil apapun, sekalipun engkau bertemu saudaramu dengan wajah yang berseri” (HR. Shohih Muslim: 6637.)
Enak nggak ketemu orang yang wajahnya berseri-seri? Enak, nyaman. Beda dengan ketemu orang besenguut, ndak enak babar blas.Ndak enak ketemu sama dia, Nah ini ada orang rajin ngaji, katanya sudah katam aqidah berkali kali akan tetapi akhlaknya jelek ustad, Kadang-kadang salam pun tida mau balas, kecuali dengan yang satu type. Kalau yang beda type nggak mau salam. Itu bagaimana ustad?. Kita katakan bahwa aqidah itu bukan teori. Aqidah itu bukan hanya teori, tetapi teori yang harus dipraktekkan. Aplikasinya mana? Aqidah adalah sebuah keyakinan yang harus diejewantahkan dalam kehidupan nyata. Nabi Muhammad SAW mengatakan; “Mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling mulia akhlaknya”.
3.  Bahwa akhlak berkaitan dengan hampir seluruh ibadah
Makanya kalau kita perhatikan, dalil-dalil dalam Al Qur’an atau hadist Nabi Muhammad SAW, ketika berbicara tentang ibadah, entah itu sholat, puasa atau zakat selalu hampir sering dikaitkan dengan akhlak. Bagaimana ibadah itu menghasilkan akhlak yang mulia.
a.  Contoh dalam sholat
Ayat yang sering kita hafal:  
اتْلُ مَا أُوحِيَ إِلَيْكَ مِنَ الْكِتَابِ وَأَقِمِ الصَّلَاةَ ۖ إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ ۗ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ ۗ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ
"Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, Yaitu Al kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. dan Sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan" (QS Al Ankabut ayat : 45).
Kalau ada seseorang yang solatnya rajin, tapi ngerumpinya juga rajin, yang keliru apanya itu? Yang keliru solatnya. Imam Al Hasan Al Basri mengatakan, “Barang siapa yang sholat, kemudian sholatnya tidak mencegah perbuatan yang mungkar, sungguh sholatnya itu akan membuat dia semakin jauh dari Alloh swt”. Solusinya mari kita perbaiki sholat kita. Supaya sholat kita ada efek di dalam kehidupan kita. Alias sholat kita itu baru gerakan lahiriah, belum masuk ke dalam hati. Belum ngefek ke perilaku keseharian. Makanya (maaf) wajar dalam ada sebagian orang yang mengatakan “lah sholate kur jengkang jengking tok”.
Jadi ibadah seorang hamba akan punya efek terhadap akhlaknya. Ini contoh dalam solat,
b.  Contoh dalam zakat  
خُذْ مِنْ أَمْوَالِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيهِمْ بِهَا وَصَلِّ عَلَيْهِمْ ۖ إِنَّ صَلَاتَكَ سَكَنٌ لَهُمْ ۗ وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
"Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan[658] dan mensucikan[659] mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui" (QS At-Taubah Ayat 103)
[658] Maksudnya: zakat itu membersihkan mereka dari kekikiran dan cinta yang berlebih-lebihan kepada harta benda
[659] Maksudnya: zakat itu menyuburkan sifat-sifat kebaikan dalam hati mereka dan memperkembangkan harta benda mereka. Makanya banyak orang yang zakat hartanya akan semakin diberkahi oleh Alloh SWT.
c.  Contoh dalam  puasa
Nabi Muhammad SAW mengaitkan puasa dengan akhlak. Nabi Muhammad SAW bersabda: “Barang siapa yang tidak meninggalkan kata-kata dusta dan perbuatannya saat dia berpuasa, maka Alloh swt tidak butuh dengan puasanya. Puasa tapi suka bohong, Alloh ngga butuh sama puasa dia. Berarti puasa itu harus ada efeknya dalam keseharian kita. Ada orang puasanya rajin, korupsinya jalan. Maka berarti puasanya itu tidak ada efeknya buat dia. Ketika dia berpuasa, tidak berani minum walaupun tidak dilihat sama orang. Tapi anehnya dia tidak malu untuk korupsi padahal sedang puasa. Minum hukumnya halal, ketika sedang puasa hukumnya haram. Korupsi hukumnya haram baik puasa maupun tidak. Makanya ibnu Rojab Al Hambali Rohimahulah beliau mengatakan sungguh aneh orang-orang yang puasa dari sesuatu yang hukumnya mubah, tapi nggak mau puasa dari sesuatu yang hukumnya haram. Makan minum itu hukumnya mubah (boleh), tidak bolehnya karena puasa, sementara korupsi, berdusta, menggunjing, menghina, itu hukumnya haram ketika berpuasa ataupun ketika tidak berpuasa.

Bersambung Kedudukan akhlak dalam islam point yang ke empat.
Masjid Jenderal Soedirman Purwokerto, 13 Maret 2015
Ditulis berdasarkan kajian yang disampaikan oleh Ustad Abdullah Zaen, MA

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Kedudukan Ahlak Dalam Islam"

Post a Comment